Putri, Kutu dan Tambur (naskah drama)
Putri, kutu dan Tambur
Di suatu pagi yang cerah terlihat seorang putri cantik yang sudah beranjak dewasa sedang duduk di depan cermin sambil menyisir rambut.
Putri :(Dengan raut wajah yang sedikit terkejut berlari kecil menghampri ayahnya) Ayah. . . ayah saat sedang menyisir rambut aku mendapat seekor binatang kecil yang berasal dari rambutku, coba lihat ayah (sambil membuka tangan dan diberikan kepada ayahnya).
Raja :(Tersenyum melihat tingkah putrinya) Jangan berlari nanti kamu jatuh ! Hmmm. . .ini adalah kutu rambut putriku, rupanya putriku ini tidak tau bahwa di kepala kita juga ada kutunya. Sini biar ayah simpan kutumu. (raja pergi mengambil sebuah peti yang berukuran sedikit besar untuk menyimpan klutu putrinya).
Setelah tiga bulan kemudian raja pergi mengambil peti tempat menyimpan kutu putrinya.
Raja :(Membuka peti dengan terkejut segera mencari putrinya) Putriku. . .putriku darimana saja kamu? Kutumu yang ayah simpan selama tiga bulan telah berubah menjadi sangat besar. Kemarilah ikut ayah, ayah akan menunjukannya. (sambil berjalan kembali ke tempat penyimpanan peti).
Putri :Sebesar apakah kutu itu ayah? (berjalan cepat mengikuti langkah ayahnya).
Raja :Lihatlah putiku ini adalah kutumu (menunjukan kutu yang berada dalam peti) Kutumu berubah menjadi besar memenuhi peti ini. Kira-kira apa yang akan kita lakukan dengan kutu ini.
Putri : (Terkejut dan sedikit mundur ke belakang) Menakutkan sekali kutu itu ayah, aku tidak menyangka kutu yang berasal dari kepalaku telah menjadi sebesar itu. Terserah ayah saja akan di apakan kutu itu.
Raja :Mmmmm (memikirkan sesuatu) Oh iyah akan ayah bela kutu ini kemudian kulitnya akan ayah jemur untuk dijadikan tambur pada gong (raja pun berjalan meninggalkan putri, tiba-tiba raja berhentih dan melihat ke putrinya) Jangan beritahu siapa pun putriku, cukup kita berdua saja yang tau.
Putri :(Melihat ayahnya dengan heran) Baiklah ayah baiklah ayah aku tidak akan menyampaikan kepada orang lain.
(Kemudian tanpa sepengathuan dari siapapun kecuali raja dan putrinya, raja membelah kutu itu lalu menjemur kulitnya. Setelah dijemur selama tiga bulan kulit kutu itu telah berubah menjadi sangat keras, raja pun membuat tambur dari kulit kutu untuk dilapiskan pada gong alat music yang terkenal dari pulau Rote. Konon waktu itu tambur belum dikenal masyrakat yang ada hanyalah gong. Sehingga munculah sebuah pikiran dari raja untuk membuat tambur. Sesudah itu raja mengadakan pesta besar dikediamannya, dia mengundang seluruh rakyat yang ada didesanya maupun dari desa-desa lainnya.saat pesta berlangsung raja memamerkan tambur buatannya yang telah ditaru pada Gong seraya mengumumkan sebuah sayembara yang berisi).
Raja : Siapapun yang dapat mengetahui dari kulit apakah tambur yang berada pada gong ini maka akan di nikahkan dengan putri saya.
Pesta diadakan tiga hari berturut-turut namun tidak ada satu orang pun yang mengetahui dari kulit apa tambur itu.
Raja : (Berdiri di hadapan semua pengunjung) Kira-kira siapakah gerangan laki-laki dari seluruh desa ini maupun desa-desa lainnya yang berada di pulau Rote yang belum datang ke pesta saya?.
Lelaki : Saya tau dari kulit apakah tambur pada Gong milik raja, tambur itu terbuat dari seekor kulit kutu, kutu yang berasal dari rambutnya putri (tiba-tiba seorang lelaki dengan penampilan yang cukup mengerikan, tubuhnya dipenuhi luka-luka, pakaiannya compang-camping keluar dari gerombolan masyarakat dan maju ke depan, berjalan berusaha keluar dari gerombolan warga lelaki itu pun mulai menceritakan setiap kejadian dari awal sampai akhirnya).
Putri : Ayah aku tidak mau menikah dengan lelaki itu ayah. Ayah aku mohon ayah (menangis, betapa terkejutnya raja dan putri karena pemuda itu dapat mengetahui dengan jelas kejadiannya).
Raja : (Terkejut) ayah juga tidak tau nak (melihat putrinya dengan wajah sendu).
Putri :(Menangis merengek pada ayahnya) Ayah apa yang harus aku lakukan aku tidak ingin menikah dengan lelaki itu, apakah aku harus menikah dengan lelaki yang rupanya seperti itu dan pergi jauh meninggalkan ayah dan desa ini.
Raja :Maafkan ayah putriku, janji haruslah ditepati ayah janji akan menolongmu nanti (hanya bisa menatap sedih putri semata wayangnya dia meras bersalah karena menyelenggarakan sayembara dan membuat anaknya sebagai taruhan)
Keesokan harinya dengan berat raja harus melepaskan putrinya pergi mengikuti suaminya sesuai adat setelah menikah, raja memasuki kamar putri, raja melihat putri yang semakin kusut dengan keadaan putri semakin iba.
Raja : Ambil ikat pinggang ini saat kamu pergi bersama suamimu kalian berdua akan menunggangi kuda, karena ayah percaya bahwa suamimu bukanlah manusia pasti kalian berdua akan berjalan jauh, tetapi ketika sampai di desa suamimu maka dia akan meninggalkanmu sendiri untuk memanggil saudara perempuannya untuk menjemputmu. Ketika dia pergi meninggalkanmu sendiri maka ambilah ikat pinggang ini dan pukulah pada kuda yang kalian tunggangi (masuk kamar lalu dia memeberi sebuah ikat pinggang da mencium kening putrinya lalu berjalan keluar).
(Rombongan putri bersama suaminya pun pergi mulai berjalan meninggalkan kediaman raja. Seperti yang diduga oleh raja dan kepercayaan masyrakat lainnya bahwa suami putri merupakan jelmaan dari iblis yang berubah menjadi tokek dan mengetahui setiap kejadian yang terjadi perjalanan yang ditempuh putri bersama suaminya sangatlah panjang dan melelahkan tetapi belum juga sampai di desa suaminya. Hari telah gelap setelah lama diperjalanan akhirnya berhentilah kuda mereka disebuah hutan).
Lelaki : (Turun dari atas kuda dan berjalan mendekati putri) Tunggulah disini putri desaku sudah dekat aku akan pergi memanggul saudara perempuanku untuk datang menjemputmu.
(Setelah suaminya berjalan cukup jauh sesuai yang disampaikan ayahnya putri segera mengambil ikat pinggang yang diberikan oleh ayahnya kemudian ikat pinggang itu dia pukul pada punggung kuda yang mereka tunggangi. Kuda itu pun tiba-tiba berubah menjadi sebuah rumah dan rumah itu telah diisi dengan perlengkapan perabotan rumah. Saat suami putri kembali, karena dia adalah iblis maka dia mulai bingung dia melihat putri tetapi dia tidak mengenal putri lagi).
Lelaki :(Berjalan dengan lambat mendekati putri) Apakah engkau melihat istri ku disini? Tadi saat aku pergi aku meninggalkan dia bersama seekor kuda yang kami tunggangi.
Putri :(Raut wajahnya menunjukan ketakutan dan menjawab dengan terbata-bata) Ti. .tidak. . . aku tidak melihat siapun saat aku disini, aku sudah lama berada dalam rumah tapi saat aku keluar aku tidak melihat siapa pun (berjalan mundur menjauhi lelaki itu, setelah lelaki itu pergi putri pun duduk termenung dia memikirkan bagaimana caranya agar segera pergi dari tempat ini, tiba-tiba lewatlah seorang bapak tua putri pun memanggil bapak itu).
Putri :Bapak hendak kemana Bapak pergi? singgahlah di rumahku, akan saya ambil minum untuk bapak (segera berlari masuk ke rumah lalu keluar membawa segelas air minum).
Bapak :(Mengelap keringat menggunakan punggung tangannya) Terimakasih wahai anakku, saya dari hutan pergi mencari beberapa buah untuk di bawa ke pasar dan dijual (menunjuk karungnya). Dari manakah kamu berasal anakku, selama ini saya tidak pernah melihat ada rumah di hutan ini? (tanya bapak itu dengan raut wajah yang terheran-heran).
Putri :Sebenarnya sesuatu telah terjadi padaku, bisakah saya minta bantuan kepada bapak mengirim pesan kepada Raja (menyodorkan sebuah kertas).
Bapak :Baiklah anakku kalau begitu terinakasih saya akan melanjutkan perjalanan.(mengangkat karungnya dan berjalan meninggalkan putri).
(Bapak tua itu pun pergi meninggalkan putri sendiri di hutan bersama tempat tinggalnya, putri berharap bapak tua itu segera mengantar surat itu kepada Raja.Dilain tempat bapak tua itu yang sudah sampai ke pasar segera menjual buah-buahannya. Dalam benaknya ia berpikir setelah menjual buah-buahnku, aku harus segera bertemu raja untuk menyampaikan surat yang di dapatnya tadi. Setelah terjual habis buah-buahnnya, ia segera pergi ke kediaman raja, ia pun menyampaikan maksud dan tujuannya kepada seorang pengawal raja).
Bapak :(Menyodorkan sebuah kertas) Berikanlah surat ini pada raja, aku mendapat surat ini dari seorang gadis yang aku temui dihutan.
(Pengawal pun segera mengambil surat itu dan langsung masuk lalu diberikan kepada raja. Raja yang selama ini terlihat sedih karena ditinggal oleh putri langsung terkejut dan menangis bahagia, terjadi sedikit keributan karena ia langsung memerintahkah para pengawalnya untuk segera menjemput putri. Raja pun langsung pergi bersama rombongan. Selama tiga hari waktu yang dilalui untuk sampai di tempat putri.
Teriknya panasa matahari saat siang hari tidak dihiraukan oleh raja, ia hanya ingin segera bertemu putrinya, maka di suatu pagi sampailah raja di tempat putri, dari kejauhan dia melihat putri dengan mata yang sendu dan senyum bahagia, setelah sampai dia langsung memeluk putrinya, putripun ikut menagis melihat ayahnya).
Raja :Bagaimana keadaanmu? Apakah kamu baik-baik saja? (tanya raja dengan suara bergetar karena menangis).
Putri :Oh ayah aku baik-baik saja berkat ikat pinggang yang diberikan oleh ayah aku bisa berteduh dalam rumah ini.( jawab putri disela isakan tangisnya).
(Akhirnya raja dan putri besertarta rombongan pun pergi kembali ke kediamannya dan hidup bahagia selamanya).