Ligarku, ligar asmara
bercumbu pada batu yang bertumpuk
tergerus oleh hawa yang menyapa
rinduku pada satu halaman
terdapat dalam kenangan yang tertulis oleh tinta kegelapan
kau berpadu satu dengan tanah yang memerah
air yang mengalir telah turun dari mataku
tak bisa kusanggah rinduku padamu
runtuh kurasa, adab yang kau bawa
jiwa terbata pada sanjungan hina
tak bisa ku penuhi janjiku
bahwa bahagia hanya milik kita
tak kusangka walaupun sengaja kau tak ada
terjabar pada papan bertuliskan indahmu
rupa yang tak ada raga
jiwa yang hilang pada satu kenangan
hilang pada arahan
susah untukku bersedia menerimamu
walau kau tak ada dalam hariku
ikhlas ku coba menerima kenyataan
bangunlah walau kau datang dalam anganku
liar ku rasa saat memikirkan wajah itu
terbenamkan aku pada usangnya dirimu
bangunlah dan buatku terkenang walau dalam mimpi
setiap malam menjelang dan embun menyapa