Sang Hitam
Tanpa sinar, hitam hanyalah teman yang lupa bertanya kapan pagi menjelang memekakkan mata.
Hitamnya mengering diparasku saat punggungmu yang menyapa separuh anganku
Hitamnya memejam.
Saat mata ini mencoba melempar tatap
Hitamnya menghilang, tak mampu beradu pandang
Mataku memejam, menarik nafas panjang, namun dalam hitam ku temukan secarik cahaya putih menari lembut dikejauhan
Perlahan mendekat, mengalahkan gelap yang ku dapat dari hitamnya kenang
Sementara hitam tak melulu warna
Seringkali hitam hanyalah makna yang keliru kau mengerti
Tentang segala yang tak ingin kau alami
Berkas cahaya itu memiliki makna luar biasa dalam balutan hitam memekat
Dan indah adalah ketika perbedaan itu mampu membaur
Bagaimanalah hitam melulu bermakna duka
Sementara darinya, jutaan puja akan cahaya tercipta
Bagaimanalah hitam selalu menjadi luka
Sementara tiada cahaya, jika tiada ia.
Karena hitam tidak selalu gelap, dia adalah pelengkap yang menjadikan terang, pembeda yang menjadikan nampak indah dikewarna-warnian
Kini kucari kamu, cahaya putih.
Karna hitam semakin pekat. Lekat. Menyebar luas di pelataran langit.
Ah, langit yang sebentar lagi menangis.
Segeralah pagi, segeralah datang cahaya.
Agar hitam langitnya, berubah sebentar.
Meski ia tau esok hitamnya tiba lagi, dan putih cahayanya hilang lagi
Kembali.
Mentari tak pernah ingkar janji.
Hitam lekatnya cahaya putih itu membaur menjadi abu.
---
Sabtu, 22 Oktober 2016
@kurirperasaan063
@kacausang
@novitasusilaningrum
1 tahun yang lalu.