(Bukan) cinta
Secangkir kopi panas yang telah kubuat telah mendingin
Hujan ditaman telah merintik – rintik tak bersuara
Aku masih termenung entah memikirkan apa
Yang kutau hanya suaramu yang kembali kudengar
Tubuhku ini terasa hangat, oleh pelukmu semalam
Mata ini masih sembab karena tangisan semalam
Mengapa disaat aku berharap, kamu menghentikannya
Bukankah kau tak pernah mengingkari janjimu
Sudah terlambat, aku yang seharusnya tahu diri
Membiarkanmu berkali – kali, menghentikan jalanmu setiap waktu
Aku tak ingin dikasihani, karena aku ingin cinta disana
Namun, matamu mengatakan tidak ada
“ tak ada cinta, namun jika kau menginginkannya aku akan mecintaimu “
Kau tak ada hati
Tanpa kau sadari, hidupku menjadi teramat sial berlipat – lipat
Kau pantas pergi, walaupun menyisahkan perih ditubuhku